PESAN BERANTAI OBAT TRADISIONAL EMPON-EMPON UNTUK MENCEGAH CORONA DARI DOKTER NIDOM

DATA INFORMASI KLARIFIKASI
JENIS KLARIFIKASI
KESEHATAN - CORONA
LOKASI INFORMASI
NASIONAL - NASIONAL
JENIS INFORMASI
HOAKS - MISLEADING CONTENT
KANAL ADUAN
INSTAGRAM
BUKTI ADUAN
GAMBAR
PETUGAS CEK FAKTA
DILIHAT
236 KALI

Selasa, 03 Maret 2020

PESAN BERANTAI OBAT TRADISIONAL EMPON-EMPON UNTUK MENCEGAH CORONA DARI DOKTER NIDOM [MISINFORMASI] Berdasarkan aduan yang masuk ke Tim Jabar Saber Hoaks. Pesan berantai yang menyebut ramuan rempah-rempah atau empon-empon bisa menangkal virus Corona Covid-19 beredar di grup-grup percakapan WhatsApp. Narasi dalam pesan itu diklaim berasal dari seorang profesor di Universitas Airlangga yang bernama Nidam. Menurut pesan berantai itu, masyarakat sebaiknya mengkonsumsi empon-empon seperti jahe, temulawak, kunyit, kayu manis, dan sereh. Rempah-rempah tersebut bisa dikonsumsi dengan cara direbus menjadi satu dan ditambahkan dengan gula merah. [PENJELASAN] Untuk memeriksa klaim di atas, Tim CekFakta Tempo menghubungi Profesor Chaerul Anwar Nidom, Guru Besar Biologi Molekular Universitas Airlangga. Dia menjelaskan bahwa pesan berantai itu bukan berasal darinya. Namun, sebagian isi pesan itu benar adanya. Nidom menduga pesan tersebut diambil dari hasil wawancara sejumlah media dengan dirinya, tapi telah dimodifikasi. Cara memasak atau penyajiannya, saya tidak pernah membuat aturan khusus, terserah peraciknya, kata Nidom pada 2 Maret 2020. Tempo menemukan hasil wawancara beberapa media dengan Nidom tersebut. Salah satunya adalah situs Suara Surabaya yang menerbitkan berita berjudul Peneliti di Surabaya Temukan Manfaat Empon-empon untuk Penangkal Virus Corona pada 27 Februari 2020. Dalam artikel itu, tidak ditemukan pernyataan Nidom terkait cara penyajian empon-empon. Tempo kemudian memastikan isi berita tersebut kepada Nidom. Nidom menyatakan bahwa dia tidak pernah menyebut empon-empon bisa memberantas atau menyembuhkan seseorang yang terinfeksi virus Corona. Menurut dia, empon-empon diduga bisa mengurangi dampak dari bahaya sitokin dan meningkatkan daya tahan tubuh. Nidom menyatakan pernah melakukan penelitian kecil tentang manfaat sejumlah rempah-rempah, yakni jahe, temulawak, kunyit, kayu manis, dan sereh, saat mewabahnya virus flu burung sekitar 2006-2007. Saat itu, kondisi paru-paru pasien yang terinfeksi flu burung rusak parah sehingga memicu tingkat kematian yang tinggi. Hasil penelitiannya menunjukkan kerusakan pada paru-paru itu disebabkan oleh banjir sitokin. Sebenarnya, sitokin adalah respon alamiah tubuh saat benda asing, seperti virus, bakteri, debu, atau rokok, masuk. Namun, produksi sitokin di paru-paru bisa lebih banyak ketimbang di organ lain sebab terdapat oksigen di paru-paru yang menyebabkan adanya radikal bebas sehingga produksi sitokin berlebihan. Menurut Nidom, sitokin ternyata bisa dikendalikan dengan curcumin, zat aktif yang terkandung dalam empon-empon. Dia pun telah mengujinya pada hewan yang terinfeksi flu burung dan mendapati bahwa produksi sitokin menjadi lebih rendah setelah diberi curcumin. Namun, penelitian tersebut tidak berlanjut. Waktu itu saya tidak lanjutkan lebih detail karena fokus untuk membuat vaksin flu burung, katanya. Sebelum terdapat kasus positif virus Corona di Indonesia, Nidom mempelajari jurnal-jurnal penelitian untuk kasus di Wuhan, Cina. Dia menemukan bahwa ada benang merah di mana virus Corona kategori highly patogenic (virus masuk ke paru-paru) bisa menyebabkan banjir sitokin. Oleh karena itu, dia menduga curcumin bisa mengendalikan sitokin dan mengurangi dampak sebagaimana halnya dengan flu burung. [SUMBER KLARIFIKASI] http://bit.ly/3coxySS

Klarifikasi
Kamis, 06 Februari 2025
Kamis, 06 Februari 2025
Kamis, 06 Februari 2025